Kehidupan Anak-Anak Pedesaan Ditahun 80 dan 90an



Hai gansis jumpa lagi dengan ninaahmad. Salam Kiterasi dan Sehat Sehat. Ane termasuk kategori TS yang amat cinta dengan suasana pedesaan. Namun saat ini aktivitas anak-anak pedesaan juga sudah mulai direcoki denga hadirnya berbagai gadget-gadget dengan fitur-fitur yang sangat menggoda sehingga mengalihkan perhatian anak-anak perkotaan maupun pedesaan.


Lambat laun zaman sekarang anak-anak sudah berlahan mulai meninggalkan aktivitas pedesaan yang masih sangat alami. Tidak seperti dizaman 80 dan 90an anak-anak akan riuh bermain ala anak pedesaan. Namun lonjakan tekhnologi yang begitu luar biasa yang juga merambah ke pedesaan mau atau tidak mau akan mempengaruhi perubahan aktivitas anak-anak pedesaan. Namun kali ini ane nulis sekedar flashback mengingatkan zaman 80 dan 90an.


Meskipun saat ini aktivitas pedesaan seperti ini masih dijumpai namun sudh mulai berkurang dengan adanya perubahan zaman. Nah berikut aktivitas anak-anak pedesaan di tahun 80 dan 90an :


1. Menyeberang Sungai ke Sekolah



Potret seperti ini tentunya tidak akan pernah dialami oleh anak kota. Sebagian Anak-anak pedesaan butuh perjuangan menyeberangi sungai untuk menuntut ilmu. Jika musim hujan tiba menjadi kekhawatiran para ornag tua dan anak anak itu sendiri karena akan menyeberangi sungai yang meluap menuju sekolah. Anak-anak tidak punya pilihan kecuali menyeberang sungai karena tidak ada akses lain menuju sekolah


2. Mandi Sore



Selepas pulang sekolah, anak-anak pedesaan akan menghabiskan waktu untuk bermain bersama di lapangan atau dijalan. Saat hari sudah mulai petang, riuh suara para ibu-ibu pedesaan memanggil anak-anaknya pulang kerumah. Dan selanjutnya para Ibu-Ibu akan memandikan anak-anaknya.


3. Berpayung Daun Pisang



Jika musim hujan tiba dan saat pulang sekolah tidak ada pilihan lain bagi anak-anak untuk melindungi diri dari air hujan adalah dengan menggunakan payung daun pisang. Anak-anak akan beramai-ramai pulang dengan daun payung diatas kepala mereka dan tas didekap didepan dada


4. Memancing



Sebagai anak laki-laki pedesaan salah satu tempat yang mejadi tempat favorit untuk menghabiskan waktu adalah bermain disungai, sawah atau rawa-rawa. Saat itu selain bermain dan bercanda mereka memanfaatkan dengan memancing.


5. Bermain di Pematang Sawah



Salah satu aktivitas anak-anak pedesaan adalah membantu orang tuanya membersihkan sawah dari rumput liat. Disela-sela aktivitas mereka atau pada saat istirahat mereka akan memanfaatkan waktu bermain dengan sesama anak petani lainnya.


6. Naik Sepeda Butut



Anak-Anak pedesaan pada zaman 80 dan 90an, sepeda masih sangat langka. Anak-anak yang memiliki sepeda biasanya hanya pemberian dari kerabat dikota. Sepeda termasuk barang mahal pada zaman itu, dan tidak banyak anak-anak yang mampu memilikinya. Sepeda butut akan menjadi rebutan bagi anak-anak pedesaan untuk dikendarainya.


7. Menggembala Ternak



Sebagian besar anak-anak pedesaan memiliki orang tua yang berternak sapi, sehingga tugas anak-anak adalah menggembala saat pulang sekolah. Menggembala biasanya dilakukan dipinggir hutan belantara. Saat menggembala itulah diselingi dengan canda dan tawa dari sesama anak-anak penggembala. Gembala pun bermacam macam, mulai dari kambing, sapi, kuda ataupun kerbau


8. Berangkat Ngaji



Saat hari sudah petang dan setelah melaksanakan shalat magrib anak anak akan beramai-ramai menuju rumah guru mengaji dengan menggunakan obor sebagai penerangan. Biasanya anak-anak juga akan membawa air bersih 1 jergen kecil dan minyak tanah untuk guru mengaji sebagai imbalan.


9. Menghalau Ternak



Saat menjelang petang anak-anak penggembala akan menghalau ternak menuju kandang. Terkadang saat itu terselip moment-moment lucu antara penggembala dengan ternaknya. Ternak terkadang enggan untuk pulang saat itu biasanya anak-anak akan memaksa ternaknya untuk pulang dan ternak akan menunjukkan reaksi dengan menanduk penggembalanya.


10. Memasak dengan Menggunakan Kayu Bakar



Anak-anak pedesaan akan memanfaatkan waktu untuk mencari kayu bakar di pinggir hutan. Kayu bakar itu akan dimanfaatkan oleh orang tuanya untuk memasak. Zaman 80 dan 90an sebagian besar ibu-ibu rumah tangga masih menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar.


11. Panen Pisang



Tanaman pisang adalah tanaman yang paling banyak tumbuh subur dikebun para petani. Seusai bermain di sawah, anak-anak pedesaan akan berbondong-bondong panen pisang dan membawanya pulang kerumah.


12. Berangkat dan Pulang Sekolah



Jalan kaki adalah transportasi utama bagi anak-anak pedesaan baik saat menuju maupun pulang sekolah. Beramai-ramai mereka akan jalan kaki. dengan diselingi canda tawa sesama pelajar baik pada saat mereka menuju sekolah maupun saat mereka pulang dari sekolah. Saat itu tidak ada satupun dari mereka yang dijemput oleh orang tua mereka.


13. Istirahan di Jalan Saat Pulang Sekolah



Anak-anak pedesaan anak menempuh jarak yang lumayan jauh dari rumah menuju sekolah. Zaman 80 dan 90an belum menjamur alat transportasi seperti sekarang ini, sehingga tidak ada pilihan bagi anak-anak kecuali dengan berjalan kaki jika ingin menuntut ilmu. Saat lelah berjalan anak-anak sering memanfaatkan waktu istirahat dibawah pohon rindang sambil membaca buku atau sekedar bercanda dengan teman-temannya yang lain.


14. Bercanda dibawah rintik hujan



Saat mulai musim hujan anak anak akan menyiapkan kantongan plastik untuk digunakan sebagai pelindung dari air hujan. Buku-buku dan pakaian sekolah akan dimasukkan dalam kantongan dan mereka berjalan dibawah rintik hujan. Saat hujan itulah anak-anak biasanya lebih memilih untuk tidak mengunakan sendal atau sepatu. Mereka akan hanya telanjang kaki menuju sekolah. Jangan membayangkan aturan sekolah sama seperti sekarang. Zaman 80 dan 90an bukan menjadi kewajiban untuk menggunakan sepatu atau sendal bagi pelajar anak-anak pedesaan.


15. Bermain di Sawah



Bagi anak-anak pedesaan, meskipun sawah berlumpur dan becek tidak menyurutkan anak anak untuk bermain. Bahkan bermain lumpur adalah hal yang menyenangkan bagi anak-anak pedesaan. Anak-anak akan bermain lempar-lemparan lumpur sesama anak lainnya atau sekedar asyik bermain lumpur sendiri.


16. Menghitung Hasil Tangkapan Ikan



Setelah memancing anak-anak akan mengikat hasil tangkapan menggunakan pelepah daun pisang. mereka akan berlomba-lomba mengitung hasil tangkapan. Jika hari mulai petang mereka pun akan berbondong-bondong pulang dengan membawa hasil tangkapan masing-masing.


17. Bermain dengan Peliharaan



Pada usia balita anak-anak pedesaan sama dengan anak-anak balita lainnya. Ternak akan menjadi sesuatu yang lucu bagi mereka. Sepanjang hari anak-anak akan bermain dengan peliharaannya dan terkadang menyeret peliharaannya kesana kemari. Karena belum paham tak jarang anak anjing, anak ayam ataupun anak kucing akan mati ditangannya. Bagi ane ini adalah hal lucu gansis karena ane pernah menjadi pelaku penyeret anak kucing sepanjang jalan hingga kucingnya lemas.


18. Menyambangi Rumah Kawan



Hal pertama yang dilakukan anak-anak pedesaan setelah makan siang selepas pulang sekolah adalah dengan menyambangi rumah kawan untuk mengajak serta bermain.


19. Potret di Balik Dinding Rumah Pedesaan



Anak-anak pedesaan pada saat kurang sehat tidak akan dibiarkan oleh orang tuanya keluar rumah untuk bermain. Mereka akan hanya menjadi penonto teman mereka yang bermain dari balik dinding rumah.


20. Menunggang Kerbau



Anak-anak pedesaan pedesaan akan memanfaatkan ternak sebagai tunggangannya. Mereka akan menunggangi hewan ternak saat mereka sedang menggembala atau saat membawa ternak mereka pulang kekandangnya.


Demikian gansis potret-potret menggemaskan anak-anak pedesaan.