Kali ini marilah kita kilas balik ke tahun 1948, di mana sebuah kisah sedih masih menjadi misteri hingga hari ini. Tidak banyak orang tahu, di kawasan perkebunan teh yang masuk dalam wilayah Cianjur bagian selatan tersebut, 67 tahun lalu telah terjadi pembantaian besar-besaran yang pernah dilakukan oleh militer Belanda terhadap kaum republiken. 

Setelah Jepang mengaku kalah dari Sekutu dan pergi dari Indonesia, otomatis persenjataan Jepang diambil alih oleh militer Indonesia. Senjata yang dimiliki oleh pihak militer ini membuat Belanda dan sekutunya ketakutan. Hal ini dikarenakan sebelum Belanda kalah oleh Jepang, kekuatan persenjataan dari Indonesia tidak sehebat itu.

Perjanjian Renville - boombastis

Belanda akhirnya meminta perundingan di atas kapal perang Amerika, USS Renville. Perjanjian yang dikenal dengan nama Perjanjian Renville ini berlangsung cukup alot. Dari perundingan ini, Belanda hanya mengakui wilayah Indonesia di kawasan Jawa Bagian Tengah, Banten, dan Sumatra. Perjanjian ini juga membuat TNI harus menarik kekuatannya dari Jawa barat dan Jawa Timur.

Permintaan ini tentu saja ditolak Jendral Sudirman yang saat itu menjabat sebagai panglima TNI. Sang Jendral masih mengusahakan kekuatan ada di kawasan Jawa Barat apa pun caranya. Akhirnya, beberapa pasukan menyamar menjadi pasukan liar yang terpisah dengan kaum republiken yang menginginkan Indonesia merdeka secara utuh.

Namun ternyata pasukan Belanda mengetahui tentang pasukan Republiken yang menyamar dan kerap membuat keributan di pos Belanda secara Diam-diam. Belanda pun marah dan mulai memburu mereka.

perburuan republiken - boombastis

Bagi warga Cianjur kala itu, mereka sudah tahu, jika ada orang yang dibawa ke Takokak, orang itu tidak akan kembali.

Beberapa saksi mata yang melihat kejadian, itu mengatakan, tentara Belanda kerap melakukan tindakan yang di luar dugaan. Orang republiken begitu ditangkap akan langsung dieksekusi begitu saja tanpa ampun. Setelah dieksekusi, mayat mereka dibuang begitu saja di jurang tidak jauh dari Takokak dan kebun teh.

Hingga akhirnya Indonesia merdeka secara de jure pasca Konfrensi Meja Bundar. Dalang dari pembantaian di Takokak 1948 masih menjadi misteri. Siapa yang orang yang menembakkan pistol dari mulut hingga tengkuk para korban berlubang? Siapa yang dengan membabi buta menembak hingga tubuh mayat penuh lubang tidak juga diketahui. Namun, ada dugaan kalau aksi ini dilakukan oleh pasukan elit di bawah tangan Westerling.

Siapa pun dalang dari aksi ini, pembantaian Takokak 1948 tetaplah menjadi horor bagi banyak pihak.